Penelitian Tindakan Kelas: Konsep, Fungsi, Karakteristik, Landasan, Dan Strategi
Penelitian Tindakan Kelas: Konsep, Fungsi, Karakteristik, Landasan, Dan Strategi
Latar Belakang
Dalam bidang Pendidikan dikenal tujuh macam penelitian yaitu Penelitian Kualitatif, Penelitian Evaluasi, Penelitian Survei, Penelitian Eks-post Facto, Penelitian Eksperimen, Penelitian Pengembangan, dan Penelitian Tindakan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bisa dilakukan secara mandiri oleh seorang pendidik karena sifatnya yang reflektif karena secara sadar seorang pendidik selalu memonitor anak didiknya dengan cara mengamati, memberi motivasi dan stimulasi untuk mengembangkan potensi optimal anak didiknya (Sukardiyono, 2015).
Penelitian tindakan adalah salah satu jenis penelitian yang menitikberatkan pada perkembangan tindakan yang diujicobakan dan diharapkan dapat memberikan perbaikan pada target sasaran. Penelitian tindakan juga mengembangkan ide-ide dan inovasi untuk mendeteksi dan menyelesaikan permasalahan yang ada seiring dengan dilakukannya penelitian tersebut (Arikunto dalam Alismani, n.d).
Untuk dapat mengaplikasikan Penelitian Tindakan Kelas, calon pendidik diharapkan mengetahui konsep, fungsi, sifat, dan metode yang berlaku dalam jenis penelitian ini.
PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin seorang ahli Psikologi pada tahun 1946 dalam bukunya yang berjudul Action Research and Minority Problems dan Characterizing action research as a Comparative Research in the Condition and Effect of Various Forms of Social Action and Research Leading to Social Action”. Pada awalnya Penelitian Tindakan digunakan untuk mencari penyelesaian terhadap permasalahan sosial seperti pengangguran dan kenakalan remaja.
Istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan oleh Lewin untuk membedakan Penelitian Tindakan yang digunakan dalam dunia pendidikan dengan Penelitian Tindakan pada bidang lain. Kata kelas sendiri tidak harus mengacu pada ruangan kelas, namun dapat diasosiasikan dengan tempat manapun di mana seorang guru mengadakan proses pembelajaran. Di tahun 1952-1953, Stephen Corey menggunakan PTK dalam bidang pendidikan dan berpendapat bahwa dalam PTK perubahan dapat dilaksanakan dan dirasakan bukan hanya oleh anak didik tapi juga oleh pendidik dan pihak-pihak yang terlibat (Indriana, 2013).
Konsep Dasar Penelitian Tindakan
Menurut Arikunto (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Menurut Sanjaya (2009) dalam PTK ada banyak model yang bisa kita terapkan sebagai pedoman dalam melaksanakan PTK, yaitu sebagai berikut:
1. Model Kurt Lewin. Dalam model Lewin ada empat hal yang harus dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut gambar proses Penelitian Tindakan model Lewin,
Gambar 1. Penelitian Tindakan model Lewin
Sumber: Sanjaya (2009)
Perencanaan merupakan proses penentuan program perbaikan yang berawal dari gagasan peneliti. Sementara itu, tindakan merupakan perlakuan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh peneliti. Selanjutnya, observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan tujuan mengetahui keefektifan tindakan yang diberikan. Sedangkan refleksi merupakan kegiatan analisis dari hasil observasi sampai memunculkan program baru (Sanjaya, 2009).
2. Model Ebbut. Menurut Sanjaya (2009) model Ebbut dikembangkan oleh Ebbut pada sekitar tahun 1985. Berikut gambar proses Penelitian Tindakan model Ebbut.
Gambar 2. Penelitian Tindakan model Ebbut
Sumber: Sanjaya (2009)
Ebbut dalam modelnya beranggapan bahwa penelitian tindakan tidak dimulai dari adanya gagasan awal. Gagasan awal muncul dari keinginan peneliti untuk melakukan suatu perbaikan proses untuk menghasilkan sesuatu yang lebih maksimal. Langkah awal yang dibuat adalah rancangan secara umum yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan kemudian dapat diterapkan. Ketika berjalan tindakan dilakukan pemantauan yang berfungsi untuk melihat kegagalan yang mungkin terjadi dalam tindakan. Hasil pemantauan tersebut akan digunakan sebagai masukan untuk merevisi rencana umum yang selanjutnya dan dilaksanakan penerapan yang kedua. Begitulah seterusnya dilakukan berulang kali sampai pada putaran tertentu (Sanjaya, 2009).
3. Model Elliot. Menurut Sanjaya (2009) model Elliot merupakan model yang menekankan pada hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Berikut gambar proses penelitian tindakan model Elliot:
Gambar 3. Penelitian Tindakan Model Elliot
Sumber: Sanjaya (2009)
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian tindakan model Elliot yaitu menentukan dan mengembangkan gagasan umum. Dilanjutkan dengan tahap eksplorasi yaitu berfungsi untuk mempertajam gagasan yang sudah ditentukan. Jika peneliti sudah merasa cukup, dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu rencana dan melakukan tindakan 1. Selama pelaksanaan tindakan tahap 1 dilakukan adanya pantauan. Hasil pantauan dari tahap 1 dapat digunakan untuk merevisi kembali rencana kemudian selanjutnya dilaksanakan tindakan 2 (Sanjaya, 2009).
4. Model Hopkins. Menurut Sanjaya (2009) model Hopkins merupakan tindakan yang pelaksanaannya dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari proses merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan selanjutnya. Berikut gambar proses penelitian tindakan model Elliot:
Gambar 4. Penelitian Tindakan Model Hopkins
Sumber: Sanjaya (2009)
5. Model Penelitian Tindakan Bentuk Siklus. Menurut Sanjaya (2009) disebut model siklus karena model ini lebih memperlihatkan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peneliti. Berikut gambar proses penelitian tindakan model Siklus:
Gambar 5. Penelitian Tindakan Model Siklus
Sumber: Sanjaya (2009)
- Refleksi, yaitu proses melakukan analisis data secara empiris pada pembelajaran yang berlangsung. Jika dalam proses refleksi ini ditemukan adanya macalah maka perlu adanya penyelesaian.
- Studi pendahuluan, yaitu dengan mengkaji studi literatur kemudian dapat didiskusikan dengan seseorang yang dianggap ahli dalam proses pembelajaran. Tujuan dilaksanakn studi pendahuluan yaitu untuk mempertajam masalah yang akan dikaji, menentukan tindakan yang digunakan dalam penyelesaian masalah, dan merumuskan hipotesis tindakan.
- Perencanaan tindakan, pada tahap ini peneliti menyiapkan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang akan digunakan dan membuat instrumen sebagai pedoman observasi penelitian yang nantinya digunakan sebagai alat pengumpul data.
- Pelaksanaan tindakan putaran pertama, dilakukan sesuai dengan rencana awal yang sudah dibuat. Pada pelaksanaan tindakan pertama dilakukan tiga kegiatan yaitu mengimplementasikan, melakukan observasi, dan melakukan refleksi.
- Perencanaan tahap dua, yaitu rencana hasil dari refleksi pada pelaksanaan tindakan pertama.
- Pelaksanaan tindakan putaran kedua, dilakukan sesuai dengan rencana tahap dua.
Fungsi dan Pemanfaatan Penelitian Tindakan
Menurut Sanjaya (2009) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:
Manfaat PTK untuk Pendidik, yaitu sebagai berikut:
- PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini karena, PTK bertujuan untuk meningkatkan kinerja pendidik dan PTK dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi pendidik ketika proses belajar mengajar.
- Melalui perbaikan dan peningkatan kerja akan menumbuhkan kepuasan dan rasa percaya diri yang lebih dari pendidik sendiri. kepuasan dan rasa percaya diri tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai modal untuk meningkatkan kemampuan bahkan kinerjanya.
- Keberhasilan PTK dapat memberikan pengaruh terhadap pendidik yang lain. Dengan melihat keberhasilan yang sudah dilaksanakan, maka pendidik lainnya dapat mencoba hasil penelitian tindakan yang sama atau bahkan mencoba hasil penelitian tindakan dengan ide-ide baru.
- PTK mendorong guru mempunyai sikap profesional. Karena dengan begitu, seorang pendidik akan mengetahui kelemahannya ketika ia mengajar, menemukan masalah-masalah yang mengganggu kualitas proses pembelajaran, dan mencari alternatif dari pemecahan masalah yang ada.
Manfaat PTK untuk Peserta Didik, yaitu sebagai berikut:
- PTK dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena, pendidik akan mencoba memberikan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan dan membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
- PTK berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Tujuan dari pelaksanaan PTK untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan cara memberikan hal-hal baru yang lebih kreatif dan inovatif yang lebih dahulu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Manfaat PTK untuk Sekolah, yaitu sekolah yang memiliki pendidik yang bersifat profesional, kreatif dan inovatif, dan berupaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didiknya maka akan meberikan kesempatan bagi sekolah untuk lebih maju dan berkembang. Begitupun sebaliknya, jika di sekolah tidak memiliki pendidik yang bersifat profesional, kreatif dan inovatif, dan berupaya untuk mneingkatkan hasil belajar peserta didiknya maka sekolah tidak dapat maju dan berkembang. Sebab adanya pendidik dan sikap pendidik berhungan erat dengan kemajuan suatu sekolah.
Manfaat PTK untuk Perkembangan Teori Pendidikan, PTK dapat menjembatani antara teori dan praktik.
Karakteristik Penelitian Tindakan
Menurut Sanjaya (2009) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
- PTK memiliki tujuan utama yaitu peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Penelitian PTK berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya.
- PTK mengkaji tentang masalah yang sifatnya praktis. PTK berawal dari masalah-masalah atau pun hal-hal nyata yang dirasakan pendidik dalam proses pembelajaran. Dalam proses perencanaan, pelaksanaan tindakan hingga dalam proses penyimpulan. pendidik berperan sebagai pemeran utamanya.
- PTK memiliki fokus utama yaitu pada proses pembelajaran. Karena, PTK mempunyai tujuan untuk mencapai pembelajaran yang optimal dan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Namun, sebaiknya pelaksanaan PTK tidak merubah program-program pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya.
- Pendidik sebagai praktisi mempunyai tanggung jawab pelaksanaan dan menyimpulkan hasil PTK. Karena, yang merancang dan melaksanakan PTK adalah pendidik itu sendiri.
- PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berlangsung, maksudnya dalam pelaksanaannya PTK tidak ada pengaturan khusus untuk kepentingan penelitian saja.
Landasan Penelitian Tindakan
Menurut Sanjaya (2009) ada beberapa landasan dalam proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu sebagai berikut:
- Asas reflektif, merupakan langkah pertama untuk menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan oleh seorang pendidik, bisa dengan mengkaji hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil tes. Dari hasil kaji tersebut kita akan memperoleh data masalah-masalah yang bisa kita tindak lanjuti. Contoh masalah yang timbul dari hasil observasi yaitu sebagian besar peserta didik tidak memperhatikan ketika pendidik menjelaskan materi pembelajaran. Sedangkan, dari hasil tes yang diujikan peserta didik hanya memperoleh rata-rata nilai dibawah enam. Jadi hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran.
- Asas kolaboratif, dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terdapat minimal tiga kelompok penting yaitu pendidik, observer, dan peserta didik. Pendidik yaitu seorang yang bertugas melakukan tindakan. Observer yaitu orang yang dipilih pendidik sebagai seorang pengamat ketika tindakan berlangsung untuk memberikan masukan kepada pendidik. Peserta didik yaitu sebagai kelompok belajar yang keberhasilannya menjadi tanggung jawab pendidik. Untuk menjalin adanya kolaborasi dari tiga kelompok penting tersebut, pihak-pihak yang terlibat dalam tindakan harus memandang proses pembelajaran dengan sudut pandang yang berbeda sehingga akan memberikan pandangan yang luas. Jadi asas kolaboratif ini ada untuk memberikan penilaian dari sudut pandang yang berbeda.
- Asas risiko, didalam asas ini pendidik yang bertugas sebagai peneliti harus berani menerima segala kemungkinan yang akan terjadi. Misalnya menerima adanya risiko kegagalan tindakan dan menerima kejadian-kejadian diluar dugaan peneliti utamanya bisa dari masalah waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.
- Laporan menyeluruh, setelah selesai melakukan tindakan perlu dibuat laporan secara utuh meliputi kegiatan sebelum, selama, dan sesudah dilaksanakan PTK. Laporan PTK yang dibuat berbeda dengan laporan penelitian-penelitian lainnya. Karena, pada laporan PTK terdapat unsur perbaikan proses, keadaan, dan kondisi semua pihak yang terlibat dalam tindakan harus dilaporkan sesuai fakta yang ada di lapangan.
Strategi Penelitian Tindakan…
Daftar Pustaka
Alusmani, N. (n.d). Penelitian tindakan. Diakses dari https://www.academia.edu/36262366/PENELITIAN_TINDAKAN_Action_Research
Arikunto, S. (2008). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Karya.
Ferrance, E. (2000). Action research,” providence, RI: The education alliance. Diakses dari www.alliance.brown.edu/pubs/themes_ed/act_research.pdf.
Kartowagiran, B. (2005). Dasar-dasar penelitian tindakan [makalah]. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sanjaya, W. (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana.
Sukardiyono, T. (2015). Pengertian, tujuan, manfaat, karakteristik, prinsip, dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas. [Powerpoint] diakses dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048521/pengabdian/makalah-ppm-ptk-2015.pdf
Tags:
TERBARU
Inovasi Pembelajaran di Madrasah: Mahasiswa UM..
- 04 Juli 2024 16:00
Refleksi Pendidikan Indonesia Tahun 2023: Dari..
- 25 Desember 2023 13:00
Selamat Kepada Nusantara: Jurnal Pendidikan..
- 02 Agustus 2023 09:54
Politik Hukum PERPU Cipta Kerja
- 13 Januari 2023 10:02
TRENDING
Sinopsis Dan Fakta Seputar Film Spider-Man: No..
- 17 Desember 2021 13:00
Penelitian Tindakan Kelas: Konsep, Fungsi,..
- 27 Juni 2021 16:32
Refleksi Pendidikan Indonesia Tahun 2023: Dari..
- 25 Desember 2023 13:00
Politik Hukum PERPU Cipta Kerja
- 13 Januari 2023 10:02
Marak Kasus Klitih; Masihkah Jogja Berhati Nyaman?
- 04 Januari 2022 14:00