Mahasiswa sebagai Agen dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
- Abdul Afwu
- 02 Agustus 2022 13:00
- 475
MAHASISWA SEBAGAI AGENT DALAM MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi garda terdepan pembangunan memiliki andil yang sangat penting dalam kemajuan bangsa yang diperlukan untuk memajukan dan mewujudkan cita-cita suatu bangsa. Sebagai seorang pembelajar dan bagian dari masyarakat, mahasiswa diidentikkan dengan sebutan ‘agent of change’. Sehingga kata-kata perubahan selalu menempel dengan erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektual muda. Dari tangan mahasiswalah ditumpukan harapan yang besar untuk perubahan dan pembaharuan di negeri ini. Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa mampu mengubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama.
Selain itu, mahasiswa bukan hanya sekedar menjadi agen perubahan tetapi sepantasnya menjadi agen pemberdayaan juga setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa yang dapat ditunjang dengan fungsi lain dari mahasiswa yaitu, kontrol budaya, kontrol masyarakat, dan kontrol individu yang menutup celah adanya kezaliman. Dalam peran ini mahasiswa tidak hanya sebagai pengamat, namun juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat. Idealnya mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, dengan berlandaskan pengetahuannya, tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku di sekitarnya, dan pola berpikirnya. Namun, kenyataan yang berada di lapangan berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa lebih cenderung mendalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan jarang sekali di antaranya yang berkontak dengan masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui program-program pengabdian masyarakat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Selain itu, sikap idealisme yang dimiliki oleh mahasiswa juga mendorong untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa dengan cara mereka sendiri. Bahkan perubahan-perubahan kebijakan pemerintah selalu diwarnai oleh ide dan gagasan yang datangnya dari mahasiswa. Kiprah mahasiswa dalam melakukan perubahan-perubahan di Indonesia merupakan wujud sikap bela negara. Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki mahasiswa seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Baca Juga : Refleksi Pendidikan Indonesia Tahun 2023: Dari Bulliying Hingga Kekerasan Seksual
Secara internal, mahasiswa beserta seluruh komponen bangsa memiliki peran strategis sebagai ujung tombak untuk menciptakan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang melindungi, memajukan kesejahteraan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara eksternal, dalam rangka meneguhkan eksistensi bangsa dan negara dalam kancah internasional, maka mahasiswa diminta berperan aktif menjadi katalisator untuk menciptakan perdamaian abadi dan ketertiban dunia bersama-sama dengan elemen bangsa lainnya.
Kita semua telah memahami bahwa mahasiswa memiliki posisi dan peran penting pada bangsa ini. Mahasiswa berada pada fase manusia yang paling optimal dengan kekuatan fisik, kematangan pikiran, intelektualitas yang memadai. Maka sudah sepantasnya mahasiswa mampu memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi kekinian bangsa, perbaikan terhadap kemunduran paradigma dan dituntut memiliki kecenderungan untuk peduli terhadap banyak aspek di negara ini, salah satunya adalah aspek pendidikan. Telah diketahui bahwa salah satu tujuan negara yang tertuang dalam UUD 1945 adalah “…mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia….”. Sehingga, harus kita yakini bahwa kecerdasan generasi bangsa menjadi tanggung jawab negara. Negara sudah seharusnya terlibat penuh dalam mencerdasan kehidupan bangsa.
Ukuran keberhasilan pendidikan di setiap negara khususnya Indonesia ialah sejauh mana pendidikan nasional yang digencarkan merupakan usaha yang relevan di tinjau dari amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejauh mana pendidikan mendatangkan kesejahteraan bagi bangsa. Sejauh mana pendidikan berhasil membangun sebuah bangsa yang bermartabat dan maju. Selama hal tersebut belum tercapai, pendidikan nasional tidak bermakna apa-apa dan tidak patut di banggakan meski dengan mencatut manajemen pendidikan berbasis sekolah dari negara lain, tidak akan pernah sesuai dan sesubur benih aslinya karena yang dicontoh hanya bentuk lahirnya saja, tidak melalui penciptaan iklim dan ekologi yang kondusif.
Pendidikan merupakan aspek paling penting pada sebuah peradaban bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter dapat dipastikan bahwa sebuah bangsa dapat mengoptimalkan pembangunannya. Masalah-masalah sosial seperti kemiskinan dan pengangguran, yang berimplikasi pada kelaparan dan masalah lainnya diyakini dapat teratasi oleh sistem pendidikan yang terintegrasi dan memiliki visi yang jelas meski tanpa menafikan faktor-faktor penunjang lainnya. Lalu apa yang bisa mahasiswa lakukan? Bukankah mahasiswa tidak mungkin membuat keputusan strategis mengenai sistem pendidikan? Bukankah mahasiswa juga tidak mungkin meningkatkan kualitas dosen dengan mengadakan program sertifikasi mandiri, membangun infrastruktur secara mandiri, dan hal-hal yang bersifat strategis lainnya.
Maka dari itu, peran dan fungsi mahasiswalah yang seharusnya dapat diterapkan sebagai solusi di bidang pendidikan. Dengan mengamalkan peran dan fungsinya, mahasiswa bisa membuat suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan seputar pendidikan di bangsa ini. Buah pikiran tersebut dapat disumbangkan kepada pihak terkait. Selain itu mahasiswa bisa melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Dengan demikian, komunikasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah dapat berjalan dengan baik dengan menghasilkan suatu solusi bagi kebuntuan permasalahan pendidikan.
Selain itu, mahasiswa sebagai generasi intelektual hanya bisa dihargai eksistensinya dengan kualitas intelektualnya pula, bukan dengan hal lainnya. Jika mahasiswa sudah tidak lagi bisa mengandalkan kecemerlangan intelektualnya, maka kemampuan lain apa yang bisa diberikan mahasiswa bagi negara ini. Oleh karena itu mahasiswa memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan mutu pendidikan bangsa. Sehingga mahasiswa harus mengembangkan potensi dirinya sebagai bentuk kesadaran akan hakikat pendidikan yang mendasar. Mahasiswa diharapkan mampu menemukan bakat dan kemampuan pribadi serta mengejawantahkan menjadi keunggulan dan mampu mengembangkan kemampuan dirinya sehingga menjadi sebuah sumber kekayaan intelektual yang akan berguna bagi kemajuan diri dan lingkungannya.
Peran mahasiswa bagi bangsa dan negara bukan hanya duduk di depan meja dan mendengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai peran sebagai generasi penerus bangsa yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan serta penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum. Sesuai dengan peran dan fungsinya, mahasiswa wajib melakukan kontrol kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan mengenai penentuan arah dan karakteristik pendidikan bangsa. Sehingga mampu menganalisis kebijakan dan melakukan kontrol terhadapnya. Mahasiswa seharusnya juga mampu menjawab dan memberi solusi atas kebutuhan-kebutuhan akan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Hal yang paling mendasar adalah dengan berprestasi di bidang masing-masing. Dengan itu, akan lahir banyak ahli di banyak bidang. Ahli-ahli tersebut sekaligus sebagai pemberi solusi terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia. Dengan menerapkan usaha-usaha tersebut, diharapkan mahasiswa berperan aktif dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Indonesia tidak butuh wacana untuk berubah. Indonesia butuh pengubah yang bisa mengubah keterpurukan menjadi kemakmuran. Mahasiswa harus mampu menjadi pengubah itu, demi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Mahasiswa yang masih aktif kuliah disebut dalam tataran “experiment to learn” sementara dalam kehidupan masyarakat, mahasiswa diajarkan “experiment to action” dan ketika mereka benar-benar lulus dari kampus dan membaur dengan masyarakat maka itulah saatnya “given the real contribution”, bukan waktunya experiment lagi. Oleh karena itu,
mahasiswa dituntut untuk mengubah wacana menjadi aksi nyata yang diharapkan mampu memberikan jawaban atas keterpurukan bangsa.
Potensi-potensi yang dimiliki mahasiswa merupakan ‘amunisi mutakhir’ dalam pemberantasan problematik yang ada dalam kehidupan bermasyarakat terutama dalam lingkup pendidikan. Mahasiswa yang sudah ter cerahkan dari dunia kampus harus kembali melakukan pencerahan kepada masyarakat dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan program pemberdayaan manusia di antaranya Kuliah Kerja Nyata (KKN), Praktik Pendidikan Lapangan (PPL) sebagai aset permanen, dan banyak program lain yang dapat dilakukan mahasiswa dalam membantu masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Jangan sampai mahasiswa selaku generasi muda tidak memainkan perannya dalam membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dikarenakan kegagalan generasi muda dalam membantu mencerdaskan bangsa akan berimbas terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Tags:
TERBARU
Inovasi Pembelajaran di Madrasah: Mahasiswa UM..
- 04 Juli 2024 16:00
Refleksi Pendidikan Indonesia Tahun 2023: Dari..
- 25 Desember 2023 13:00
Selamat Kepada Nusantara: Jurnal Pendidikan..
- 02 Agustus 2023 09:54
Politik Hukum PERPU Cipta Kerja
- 13 Januari 2023 10:02
TRENDING
Sinopsis Dan Fakta Seputar Film Spider-Man: No..
- 17 Desember 2021 13:00
Penelitian Tindakan Kelas: Konsep, Fungsi,..
- 27 Juni 2021 16:32
Refleksi Pendidikan Indonesia Tahun 2023: Dari..
- 25 Desember 2023 13:00
Politik Hukum PERPU Cipta Kerja
- 13 Januari 2023 10:02
Marak Kasus Klitih; Masihkah Jogja Berhati Nyaman?
- 04 Januari 2022 14:00